Auguste Comte, Bapak Sosiologi dunia |
Peristiwa Revolusi politik yang diwakili oleh Revolusi Perancis (1789) dan berlanjut sampai abad ke-19 yang memunculkan perubahan pada tatanan sosial telah menghadapkan masyarakat Eropa pada kondisi yang serba chaos dan disorder. Sementara itu, di sisi lain mereka juga berharap bahwa kedamaian dan tatanan sosial yang selama ini sudah mapan bisa kembali lagi. Dalam kondisi seperti, inilah maka para pemikir berpendapat bahwa sudah saatnya mereka harus mencari fondasi yang baru bagi tatanan sosial baru yang ada.
Revolusi Perancis |
- Pertumbuhan kapitalisme pada akhir abad ke-18
- Perubahan bidang sosial dan politik
- Perubahan yang ada hubungannya dengan reformasi yang dibawa oleh Martin Luther
- Meningkatnya paham individualism
- Lahirnya ilmu pengetahuan modern
- Perkembangnya kepercayaan pada diri sendiri
- Revolusi industry dan revolusi Perancis
Sedangkan, Ritzer berpendapat bahwa kelahiran sosiologi erat berhubungan dengan :
1. Pada periode pra-sosiologi
- Revolusi politik
- Revolusi industri dan munculnya kapitalisme
- Munculnya sosialisme
- Urbanisasi
- Perubahan di bidang keagamaan dan perubahan dalam bidang ilmu.
1. Pada periode pra-sosiologi
Sebelum sosiologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri, sudah banyak pemikir-pemikir (dari ilmu filsafat) yang mengkaji tentang masyarakat. Misalnya Aristoteles dengan bukunya yang berjudul "Republica" dan Plato dengan bukunya yang berjudul "Politeia". Dalam mengkaji masyarakat, mereka biasanya mengaitkan dengan kajian tentang Negara. Oleh karena itu, kajian tentang masyarakat selanjutnya banyak dilakukan oleh pemikir-pemikir dari bidang politik, seperti Thomas Hobbes (1588-1679), dengan slogannya yang berbunyi : "Homo Homini Lupus" (manusia merupakan serigala terhadap manusia lainnya); berusaha menjelaskan bahwa individu-individu itu selalu berperang sehingga tidak terbentuk suasana tenang untuk mencapai ketenangan maka dibuatlah kesepakatan-kesepakatan di antara mereka.
Pemikir lainnya, John Locke (1632-1704) dengan idenya tentang masyarakat yang dicita-citakan, berpendapat bahwa sudah kodratnya manusia dilahirkan mempunyai sejumlah hak. Akan tetapi pada kenyataannya, hak-hak tersebut sering kali tidak dimilikinya karena ada hubungan yang timpang antara penguasa dan yang dikuasai. Untuk mengatasi ketimpangan ini maka dibuatlah kesepakatan di antara mereka.
Di lain pihak, Jean Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat bahwa individu itu dilahirkan dalam keadaan bebas. Akan tetapi kenyataannya, sering kali individu tersebut terbelenggu oleh penguasa. Untuk mendapatkan kebebasannya lagi maka dibuatlah kesepakatan di antara mereka.
Dari ide-ide para pemikir politik tersebut di atas nampak bahwa ide tentang masyarakat sudah dimasukkan dalam kajian mereka.
2. Periode peralihan ilmu sosiologi abad 18,
Pada masa itu terjadi perubahan masyarakat yang sangat besar dan cepat, terutama perubahan pada bidang ekonomi dan teknologi. Pada masa itu juga berkembang berbagai mazhab-mazhab atau aliran-aliran di dalam masyarakat, seperti industrialisme, kapitalisme, positivisme, darwinisme, dan lain-lain. Mazhab-mazhab ini sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran sosiologi pada masa itu. Selanjutnya pada periode kelahiran ilmu sosiologi abad 19, sebagai bagian dari ilmu sosial maka sosiologi bersama-sama dengan ilmu sosial lainnya menjadikan masyarakat sebagai obyek kajiannya, namun dengan sudut pandangnya sendiri-sendiri. Pada masa itu, sosiologi cenderung melihat masyarakat secara positif sehingga lahirlah paham positivisme dalam sosiologi yang dimotori oleh August Comte.
0 Comments